Sekedar LPIK

My photo
Lembaga Pengkajian Ilmu Keislaman (LPIK) Bandung

Wednesday, February 13, 2008

Gejolak

Pergolakan Pemikiran Islam
Oleh Ahmad Sahidin

SEORANG anak muda yang agak nyeleneh, almarhum Ahmad Wahib, berani mempertanyakan hakikat Islam. Dalam buku PERGOLAKAN PEMIKIRAN ISLAM; Catatan Harian Ahmad Wahib, tertulis :

"Aku belum tahu apakah islam itu sebenarnya, aku baru tahu islam menurut Natsir, islam menurut Hamka, islam menurut Ulama-ulama kuno dan islam menurut yang lain-lain; terus terang aku belum puas, yang kucari belum ketemu, belum terdapat, yakni islam menurut Allah, pembuatnya, bagaiamana langsung dari studi al-qur'an dan sunnah? Akan kucoba, tapi orang-orang lain pun beranggapan bahwa yang kudapat itu adalah islam menurut aku sendiri. Tapi biarlah, yang penting adalah keyakinan dalam akal sehatku bahwa yang kupahami itu adalah Islam menurut Allah. Aku harus yakin itu?"

Di catatan tersebut Ahmad Wahib berusaha ingin mendapatkan kebenaran atas apa-apa yang diragukannya. Dan memang kebenaran adalah sesuatu yang harus dicari, dicari hingga kita tahu bahwa itu sebuah kebenaran.
Seorang penyair Iran yang bernama Mohsen Makhmulbar pun bersyair :

†kebenaran adalah ibarat cermin yang diberihkan tuhan
dan kini telah pecah
lalu tiap manusia memungut pecahannya
dan tiap orang melihat pantulan di dalamnya;
dan menyangka telah melihat kebenaran"

sajak ini kemudian ditambahkan oleh Goenawan Mohamad-jurnalis majalah TEMPO, "bahwa sangat repot jika kemudian ada yang menggunakan pecahan kaca itu untuk menusuk orang lain, yang punya pecahan kaca lain".

Ya... wahib memang eahib. Berbeda dengan Gus Dur dan Nurkholish Madjid. Yang tak habis kupikir, kok bisa ya Wahib nyeleneh?

Tapi bila kulihat di sejarah memang banyak sih yang sepertinya. Rata-rata mereka yakin dengan kebenarannya. Dipertahankan sewmikian rupa, hingga ajal pun menjemput—dibantai-diracun-dianiaya-dan bahkan dihukum mati.

Wahib, wahib, kok nyeleneh sih.? Ya tapi kan lu memang berhak gitu. Sampai wafat pun kau masih dikenang. Nurkholish Madjid (Cak nur) juga begitu. Hingga kini, kurasa belum ada yang buat geger seperti Cak-Nur dalam khazanah pemikiran Islam Indonesia. Ulil Abshar Abdala, gembong Jaringan Islam Liberal, malah kabur ke Amerika. Katanya sih nyantri. Wah, gimana ya, sekarang ini Indonesia kayaknya sudah tak ada lagi yang nyeleneh.

Namun alhamdulillah masih ada GUS DUR dan guruku, Ustadz Jalaluddin Rakhmat, yang masih istiqomah meneriakan kebebesan berpikir dan nilai-nilai pluralisme serta menyebarkan Islam yang mencerahkan.

Aku harap Islam Indonesia yang dibawa para cendekia dan generasi muslim muda sekarang, tak seseram yang kulihat di TV. Moga aja ya...

No comments: