Sajak Amien Rais
Refleksi Maulid Nabi
Pada hari kelahiran Nabi
12 Rabiul Awal tahun ini
Cahaya profhetic kian memudar
Benar dan salah berganti mondar-mandir
Spirit spiritualitas berwajah tak jelas
Pragmatis dan idealis tiada berbatas
Benar dan salah ‘ga lagi berharu
Putih dan hitam bersatu jadi abu
Dalam bimbang
Berpikir seorang diri;
Perang pedang bukan zaman lagi
Agama berperang di panggung dagang
Kupandang pada kupu-kupu
Indah sayapnya jadi icon baru
Televisi tidak aneh menjelma tuhan
Bervolume tinggi di rumah peribadatan
Kudengar dari imam Ali Syariati
Semakin tinggi alat teknologi
Semakin besar kebiadaban
Jika etika publik kian diabaikan
Hijrahku pada masa lalu
Saat bermukim di kaki Galunggung
Mendiang ayah pernah marah besar
Bendu pada cerita “Lutung Kasarung”
Televisi is buat aku tabu
Ketika 12 Rabiul Awal itu
Puja-puji mengalun merdu
Dalam genre klasik di tiap mesjid
Tak ada music tiada joged
Mimbar disulap jadi panggung konser
Medium penyampai pesan profhetic
Bersandar harap “syafaat” deras mengalir
Niat tak lagi dibiar melirik
Bandung, Maret 2008
No comments:
Post a Comment