Sekedar LPIK

My photo
Lembaga Pengkajian Ilmu Keislaman (LPIK) Bandung

Monday, September 10, 2007

Paranoid

Paranoid
Oleh AHMAD SAHIDIN

Tiap orang punya hasrat. Besar kecilnya tergantung seberapa kuat dirinya berkiprah dalam usahanya. Ini mungkin yang disebut motivasi, daya dorong, yang mesti dimiliki. Namun yang paling penting, seberapa besar kita tangguh dan berupaya keras menerjang badai-badai yang sedang menghadang. Kuncinya, adalah kekuatan jiwa dan optimalisasi sepenuhnya terhadap yang kita hasrati itu.

Dengan kata lain, siapkah diri ini berkompetisi secara baik dan benar, atau melawan—jika kita mengidentikan semua pesaing adalah—yang tidak akur (setuju) dengan kita. Maka kita harus berpikir jauh perihal itu. Sebabnya, tidak semua orang merasa dirinya dianggap lawan maupun kawan. Adakalanya lawan sering menjadi kawan. Dan juga sebaliknya, kawan menjadi lawan. Bahkan sejak 15 Abad yang lalu pernah didengungkan seorang menantu Rasulullah SAW, Ali bin Abi Thalib, cintailah orang yang kau cintai sekedarnya saja; siapa tahu—pada suatu hari kelak—ia akan berbalik menjadi orang yang kau benci. Bencilah orang yang kau benci sekedarnya saja; siapa tahu—pada suatu hari kelak—ia akan menjadi orang yang kau cintai.

Ini mungkin sekedar nasehat. Namun tidak setiap orang suka akan nasehat. Apalagi ketika berada dalam keadaan yang tidak terkendalikan. Mereka yang berada dalam kondisi terguncang—baik itu batin maupun pikirannya—senantiasa memposisikan siapa pun di hadapannya sebagai musuh.

Bahayanya, orang yang terkena penyakit ini—ketika tidak bisa melawan secara terbuka—ia akan menggunakan cara lain, sehingga yang nampak hanyalah akibat yang tidak kita duga-duga. Atau hanya dampaklah yang terasa pada kita. Dan siapa pun tidak akan mampu menggambarkan dampaknya secara lahiriah. Yang muncul hanyalah suasana-intuisi dan keadaan ruang-waktu yang tidak nyaman, dan hal-hal yang berada di luar daya tangkap kita.

Karena itu, siapa pun yang bertindak seperti itu berarti sedang mengidap paranoid. Dan kita perlu merenungi diri sendiri, apakah kita termasuk pada kategori paranoid atau tidak. Bila ya, berarti kita perlu melakukan perbaikan dan penyempurnaan-penyempurnaan. Untuk itu, mari kita menyempurnakan diri sendiri sebelum menyempurnakan yang lain.

hayamkate@yahoo.co.id

No comments: