Sekedar LPIK

My photo
Lembaga Pengkajian Ilmu Keislaman (LPIK) Bandung

Wednesday, September 26, 2007

Muda Energik

Catatan kecil ini merupakan diary Badru Tamam Mifka, mantan Ketum periode 2005-2006 sebagai bentuk kecintaanya terhadap lembaga untuk tetap mempertahankan tradisi; membaca, menulis, diskusi dan meneliti. Kendati, Ia telah meninggalkan kita beberapa bulan yang lalu. Namun, beberapa karyanya menginagtkan kita. Salah satunya 'Masa Muda Ini'

Catatan Harian 25 Juni 2007


Keinginan di masa muda yang banyak dan bertumpuk, akhirnya perlahan akan berkurang seiring usia berjalan. Itu bukan karena kelak keinginan-keinginan itu terpenuhi. Tetapi semakin usia bertambah, keinginan-keinginan itu akan lebih disederhanakan, lebih realistis, lebih ajeg…

Keinginan-keinginan di masa muda itu akan dirapikan dan dirangkum dengan pola pikir yang lebih terbuka pada kenyataan. Semua keinginan itu akan membumi. Pikiran yang bijaksana akan melahirkan keinginan yang arif. Keinginan yang arif akan melahirkan kehidupan yang tenang.

Masa muda ini, masa ketika kenangan anak-anak menyisakan gemuruh dongeng di dada ini. Masa muda ini, masa ketika keinginan bergerat tanpa batas dan keberanian berjalan tanpa arah…[Badru Tamam Mifka]

Kita, Anak Muda Ini
Catatan Harian 8 Juni 2007

Memang benar, diantara kelahiran dan kematian, selalu ada perumpamaan jejak dan kelak, semacam pelajaran dan pengharapan. Semua yang terjadi akan memberi nasehat yang berarti. Semua yang akan tiba seperti punya hakikat kejadian yang sama. Jika pelaran masa lalu itu tak dijadikan bekal, kita benar-benar akan menyesal.

Kita, anak muda ini, terlalu meremehkan kejadian, terlalu menggampangkan kehidupan. Kita tak serius membaca peristiwa. Kitapun gengsi mendengar nasehat orang tua. Sungguh, kita tak mau belajar pada yang tua, yang lewat, atau yang terjadi puluhan tahun, ratusan tahun, berabad-abad yang lalu.

Karena seluruh peristiwa punya bentuk yang sama, kelokan yang sama, punya keterjalan yang sama. Tapi kita selalu lupa membuat hitungan dan kewaspadaan. Akibatnya kita melakukan kesalahan yang sama dan tetap tenggelam dalam kesalahan yang lama.

Kita, anak muda ini, tak pandai menghargai hal-hal yang kecil, baik kejadian ataupun nasehat. Barangkali hanya kita terlalu cemburu pada narasi besar kepahlawanan. Barangkali hanya karena kita lebih mendahulukan kebenaran daripada keadilan. Kita sok muda. Kita tergesa-gesa. Tak serius! []

No comments: