Sekedar LPIK

My photo
Lembaga Pengkajian Ilmu Keislaman (LPIK) Bandung

Thursday, February 26, 2009

Keyakinan

Salam.
Di bawah ini merupakan dokumen diskusi akhir 2007 yang terdapat dalam milis: ikhwanusshafa@yahoogroups.com. Mudah-mudahan bermanfaat dan mencerahkan.
Wassalam.


DISKUSI Tentang Perilaku Penertiban Keyakinan

Oleh Ibn Ghifarie
ibn_ghifarie wrote:

Apa pun alasannya mengumpat, mencaci-maki, menghancurkan tempat ibadah
tertentu, hingga menghilangkan nyawa orang lain, tak termasuk dalam kategori perbuatan baik. Diridhoi oleh Tuhan apalagi, jelas tidak.

Terlebih lagi, hanya karena beda pemahaman dalam menafsirkan sumber umat Islam (al-Quran dan hadis). Rasanya tak pantas bila kita > menyelesaikan persoalan beda pendapat dengan budaya preman. Mengerikan sekali.

Kedengaranya perbuatal lalim itu tak mugkin terjadi, tapi kuatnya arus
modernitas dan lemahnya keimanan acapkali perlakuan tak terpuji itu
menjadi bagian yang tak bisa dipisahkan dalam menuntaskan persoalan
yang dihadapi.

Di tengah-tengah keterpurukan umat Islam dan krirsis kepemimpinan,
masih banyak kelompok tertentu melakukan perbuatak senonoh dalam
menyelesaikan persoalan dengan jalan pintas. Adalah budaya baku hantam
menjadi jurus pamungkas guna menumpas semua golongan yang berbeda.

Sekedar Catatan Kecil dan Terlupakan di Tubuh Islam. > Pertama, Hery dan Ahyari; Islam Sejati Menuai Badai adalah aliran Islam Sejati, di Desa Nyompok, Kecamatan Kopo, Serang
> Banten. Konon, kemunculan pemahaman ini dianggap meresahkan
> masyarakat, hingga menafikan Tuhan. Pasalnya, mereka mengajarkan
> pemahaman di antaranya; Pertama, shalat menghadap 4 arah mata angin,> yakni utara, barat, timur dan selatan.
>
> Salah satu alasannya karena perbuatan ini dikenal sebagai shalat > mencari rezeki. Kedua, shalatnya dilakukan 3 waktu (3 kali) dalam > sehari. Ketiga, Keyakinan bahwa bulan 6 (Juni) 2007 akan terjadi
> kiamat. Tidak diketahui secara pasti tanggal terjadinya. [Tim Derap> hukum SCTV]
>
> Kedua, Agus Yulianto.; Pondok Alif. > Kali ini, peristiwa naas itu terjadi pada kelompok pengajian alif di
> Blok D Vila Siberi Desa Banjarejo, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal,
> Jawa Tengah. Alih-alih menyebarkan risalah yang dapat meresahkan
> masyarakat luas sekaligus menjerumus kepada kegiatan teroris.
> Setahun setelah musala berdiri munculah kelompok Alif di bawah
> pimpinan ustad Agus Yulianto. Mereka menggelar pengajian setiap Ahad.
> Selama itu kegiatan golongan Alif tak pernah menuai masalah.
> Belakangan barulah sebagian warga merasa terganggu dengan kegiatan
> ini. `Kalau shalat tidak pakai doa qunut, Yasinan dan tahlilan
> apalagi` ungkap Darmaji, warga.
>
> Ketidak hadiran qunut dalam sholat atau tradisi Yasinan dan tahlilan> mendorong warga untuk melarang kelompok Alif menjalankan kegiatan di > musala Baitussalam. Memagarai tajug pula menjadi jalan pamungkas> supaya pengikut alif berhenti memanfaatkan Baitussalam. [Suara Medeka,
> 24/06/07]
>
> Ketiga, Wahidiyah. > Seratusan anggota Front Pembela Islam (FPI) mendatangi salah satu
> rumah yang dianggap sebagai pusat pertemuan kelompok Wahidiyah di
> Kampung Keretek, Mangkubumi, Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (11/9)
> sekitar pukul 15.00 WIB. Kepada warga setempat, FPI menyatakan akan
> membersihkan daerah itu karena Wahidiyah dinilah telah merusak
> kesucian Islam.
>
> Di rumah tersebut, FPI tidak menemukan anggota Wahidiyah. Anggota FPI
> kemudian mencabut spanduk berlambang Wahidiyah dan membakarnya. Aksi
> pembakaran ini didiamkan oleh polisi yang berjaga di rumah itu. Usai
> aksi pembakaran, anggota FPI melempari rumah itu dengan batu serta
> telur busuk. Melihat itu, polisi pun segera menghentikan dan kelompok
> FPI segera membubarkan diri.
>
> Untuk diketahui, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tasikmalaya,
> Jabar, telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan Wahidiyah sebagai
> aliran sesat. Salah satu alasannya, karena pimpinan Wahidiyah bisa
> menentukan keimanan seseorang.[liputan6, 12/09/07]
>
> Keempat, Ahmad Mushaddeq; Al Qiyadah Al Islamiyah. > Majelis Ulama Indonesia Pusat menegaskan ajaran Al-Qiyadah yang dianut> oleh sebagian warga Padang, Sumatra Barat, menyimpang dari ajaran
> Islam. Namun demikian, MUI tidak membenarkan tindakan anarkis terhadap para pengikut ajaran itu.
>
> "Aliran ini [Al-Qiyadah] sesat, pada masyarakat saya memberikan > imbauan supaya tidak bertindak sendiri," ucap kata Ketua MUI Pusat > Ma'ruf Amin di Jakarta, Kamis (4/10). Pernyataan Ma'ruf Amin ini hanya> penegasan dari fatwa MUI Sumbar yang dilansir September silam.
>
> Sementara warga menilai Al-Qiyadah menyimpang karena mengajarkan salat > hanya sekali sehari dan Nabi Muhammad bukan rasul terakhir. Warga pun > marah dan mengusir pemimpin serta pengikut ajaran Al-Qiyadah [baca:> Ricuh, Demonstrasi Menuntut Pembubaran Aliran Sesat].
>
> Hingga kini polisi memeriksa pemimpin Al-Qiyadah Dedi Supriyadi dan 12
> pengikutnya. Apabila terbukti bersalah, maka akan dijerat pasal
> tentang penodaan agama dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.
> [baca: Pemimpin dan Pengikut Al-Qiyadah Diperiksa Polisi].[ Tim
> Liputan 6 SCTV]
>
> Kelima, Al-Quran Suci. > Aliran Alquran Suci memiliki modus sama dengan NII, yang diduga kuat
> buatan pemerintah. Aliran ini juga merupakan bagian dari rekayasa
> intelijen dan merupakan bagian dari kegiatan pemerintah yang legal,
> untuk mencapai tujuan-tujuan politik mereka.
>
> "Aliran-aliran sesat ini termasuk Alquran Suci merupakan rekayasa
> intelijen, mungkin bisa dikonfirmasi ke pejabat intelijen. Pemerintah
> sengaja membentuk ini untuk memecah nasionalisme Indonesia dan
> mengambil jalur Islam," ujar Dosen Universitas Malikul Saleh,
> Lhoksemauwe, Al Chaidar yang juga mantan pengikut aliran Negara Islam > Indonesia (NII) pada okezone, Sabtu (6/10/07).
>
> Menurutnya, ajaran aliran baru Alquran Suci ini mirip sekali dengan
> NII yang tidak mengakui adanya hadist hingga sunah-sunah rasul. Selain
> itu, kedua aliran itu sama-sama mewajibkan infak sebagai kewajiban utama.
>
> "Bagi mereka salat bukanlah kewajiban, puasa belum saatnya, haji belum
> saatnya yang ada kewajiban syahadat saja," jelasnya lagi.
>
> Bagi Al Chaidar percuma jika sang korban melaporkan hal ini pada pihak
> kepolisian untuk menanganinya. Sebab, lembaga penegak hukum justru
> telah melakukan kongkalikong agar jaringan yang telah tertata apik ini
> tidak terbongkar.
>
> "Percuma lapor polisi tidak akan selesai masalahnya. Para korban cuma
> bisa disadarkan dengan rasionalistis. Mereka harus disadarkan oleh
> orang-orang yang pernah juga ikut dalam aliran itu. Para korban harus
> berani menggertak," katanya.
>
> Ia juga mengatakan kebanyakan dana nonbudgeter pada pemerintah
> diperoleh dari hasil pemasukan infak para korban, yang diwajibkan
> memberikan setoran sebesar Rp.3 juta/orang tiap bulannya.
>
> "Kebanyakan uang itu masuk sebagai dana nonbudgeter yang digunakan
> oleh oknum untuk menjalankan program-program pemerintah itu. Jadi, ini
> memang suatu program yang sengaja dibentuk pemerintah" tandasnya lagi.
> [Tempo, 07/10/07]
>
> Keenam, Mirja Gulam Ahmad; Ahmadiyyah.> Tasikmalaya--Tindakan anarkis menyikapi perbedaan keyakinan kembali > dilakukan. Kali ini rumah ibadah jemaah Ahmadiyah di Kampung Sukajaya,
> Kecamatan Sukaraja, Tasikmalaya, Jawa Barat, yang dirusak massa, Rabu
> (19/12) petang. Akibatnya, kaca jendela dan genteng hancur berantakan.
>
> Menurut warga sekitar, aksi ini dilakukan sekitar 30 orang, namun
> belum diketahui asal mereka. Polisi yang datang langsung mengamankan
> lokasi dengan memasang garis polisi. Hingga malam ini belum ada
> keterangan resmi dari pihak kepolisian tentang penyebab pengrusakan.
> Diduga tindakan ini disebabkan digunakannya kembali tempat tersebut
> setelah disegel sejak tiga bulan lalu. [liputan6,20/12/07]
>
Kuningan- Pondok Pesantren Miftahul Huda di Desa Baros, Kecamatan
> Baros, Kabupaten Serang, Banten, Kamis (13/12), dibakar warga. Warga
> melakukan itu karena menduga pimpinan pondok pesantren telah
> menyebarkan aliran sesat kepada para santrinya.
>
> Menurut warga, ketika terjadi penyerangan dan pembakaran seluruh
> santri dan pimpinan pondok pesantren telah melarikan diri. Mereka
> telah mengetahui akan adanya penyerangan. Saat ini Majelis Ulama
> Indonesia Banten belum mengeluarkan fatwa larangan terhadap Pondok
> Pesantren Miftahul Huda yang dibakar tersebut [Metro, 14/14/07]
>
> Pedoman Penetapan Satu Aliran Sesat Versi MUI
> Maraknya aksi 'penertiban' keyakinan oleh sebagian golongan mayoritas
> terhadap minoritas. Sudah tentu 'mengamini' adagium homo homoni lupus
> . Siapa yang kuat dia pasti berkuasa.
>
> Terlebih lagi, saat para ulama `bermain mafa` dengan para penguasa.
> Niscaya keragaman menjadi sesuatu yang mustahil ada. Apalagi dengan
> adanya pedoman penetapan satu aliran sesat.
>
> Tentunya hasil Rapat Kerja Nasional 2007 Majelis Ulama Indonesia (MUI)
> ini salah satunya menjadi rekomendasi pihak aparat keamanan untuk
> menindak kelompok aliran sesat. > Zainut Tauhid Saadi, Sekretaris MUI Pusat menuturkan pedoman itu di antaranya berisi pengertian aliran sesat. Menurut MUI, pengertian
> aliran sesat adalah kelompok yang menganut dan mengamalkan faham atau
> pemikiran yang bertentangan dengan aqidah dan syariat Islam. Artinya,
> sebuah kelompok dinyatakan aliran sesat jika menyimpang berdasarkan
> dalil Syar`i.

> Selain itu, juga disebutkan 10 kriteria sesat. Satu faham dinyatakan
> sesat apabila memenuhi salah satu dari 10 kriteria ini, di antaranya
> menyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan dalil
> Syar`i. Selain itu mereka mengingkari salah satu dari Rukun Iman dan
> Rukun Islam.
>
> MUI menegaskan, penetapan pedoman ini pendapat pribadi perorangan,
> namun merujuk pada Al-Quran dan hadist Nabi. Rakernas MUI juga mengeluarkan 14 rekomendasi ekstern. Pedoman ini berisi > seruan kepada pemerintah untuk mengoptimalkan fungsi kontrol dan
> antisipasi terhadap kecenderungan gerakan yang memperkeruh kehidupan
> beragama, seperti aliran Al Qiyadah Al Ilsmiyah dan lainnya.[Merto TV,
> 06/11/0]
>
> Tertutupnya Ruang Dialog dan Saling Menghargai
> Mencermati perseteruan antara kelompok dalam islam itu, membuat kita
> mengerutkan kening. Pasalnya, sulut untuk mengurai benang kusut
tersebut.
>
> Adalah tertutupnya kebiasaan berdialog manakala iningmenyelesaikan
> pesoalan. Perbedaan pendapat pun menjadi jurang pemisah sekaligus
> penyulit konfil.
>
> Kendati mereka tidak meninggal. Namun, kerusakan fisif dan fisikis tak
> terelakn lagi. Lebih parahnya lagi, hamper kemunculan `aliran ganjil'
> setiap para pengikutnya ingin kembali ke ajaran sebelumnya selalu
> mendapatkan bimbingan lebih dari pemuka agama setempat. Termasuk MUI
> menjadi juru selamat atas perbuatan ganjil ini. Hingga memberikan
> pengajaran dua kalimat syahadat lagi kepada mereka supaya bersyahadat
> lagi. Karena mereka telah dianggap menyimpang dan keluar dari Islam.
> Ironis memeng.
>
> Padahal Rasulullah sangat mengecam perbuatan itu, dengan mengeluarkan
> sabdanya, "Mencaci maki orang muslim itu kufur, sedangkan membunuhnya
> juga kafir." (H R Bukhari-Muslim).
>
> Kalau begitu, apalah artinya petuah Rasulullah mengenai perbedaan
> sebagai rahmat. Jelas hal ini belum membuahkan hasil yang memuaskan
> hati kita. Sebab kita masih berkeyakinan bahwa dengan keseragaman
> (monolitik) kita bisa mengentaskan segala permasalahan yang kita
> hadapi dengan dalih mudah dikendalikan dan teratur.
>
> Sejatinya kehadiran pewaris nabi harus menjadi perekat sekaligus
> memperkuat temali silaturahmi antar golongan dalam umat Islam, bukan
> memperburuk kondisi masyarakat.
>
> Hal ini tak lain guna membangun rasa penghargaan satu sama lain dalam
> bertukar fikiran. Dengan munculnya Fatwa MUI itu tak ada jaminan akan
> memperbaiki ukhuwah di antara kedua aliran tersebut. Malahan akan
> menyulitkan persoalan akut itu. Hingga terjadilah budaya saling
> bunuh-membunuh.
>
> Dengan demikian, mari kita sama-sama belajar menghargai perbedaan
> pendapat, baik dalam kelompok maupun di luar golongannya.
>
> Jika perbuatan beradab itu tak menjadi bagian keseharian kita maka
> tunggulah perpecahan di umat Muhammad ini. Dus, kaum iman minoritas
> pun menjadi satu kelompok yang terpingirkan lagi.
>
> inilah potret buram `penertiban keyakinan' oleh kelompok tertentu.
> Segala persoalan apapun selalu diakhiri ngengan pengrusakan tempat
> ibadah, komplek aliran ganjil itu. Semoga dengan adanya pergantian
> tahun ini, berahir pula kekerasan atas nama agama tersebut. `Selamat
> menyambut tahun 2008 sebagai tahun kebebasan beragama'.
>
> Cag Rampes, Pojok Sekre Kere, 21/12/07;15.36 Wib.


--- ahmad sahidin wrote:
>
> Laporan yang bagus...namun ada sisi analisis yang kurang diangkat...
> Mengapa dan kenapa? atau adakah kepetingan politis di balik itu
semua? itu yang belum Anda bahas....?> Adakah yang berani mengguarnya?


ibn_ghifarie wrote:
Memang tak ada niatan lain dalam tulisan itu selain keinginan untuk menunjukan bahwa tak selamanya 'kebenaran' itu hanya di milik oleh satu kelompok tertentu.

Namun, kebajikan akan selalu hadir pula pada 'komunitas ganjil' sekalipun.

Ikhtiar inilah yang tetap membakar semangatku untuk menuliskan sekedar Catatan Akhir Tahun ini. Kendati coretan ini menuali pelbagai kemelut. Tapi aku masih yakin soal keimanan hanya dia dan Tuhanya yang lebih mengetahui daripada orang lain.

Sebelumya saya ucapkan terimaksih atas komentarnya.


Komunitas Ganjil, Benarkah Ada Kebajikan?
ahmad sahidin wrote:

Kiyai Ghifarie, kau ini masih seperti anak mahasiswa saja. Yakin akan kepastian orang lain. Tanya saja dirimu, apakah kau dapat jaminan kelak pasca mati. Atau apakah kau yakin dengan pasti bahwa yang kau perjuangkan itu sebuah kebenaran? TIdak, itu semata-mata hanya pra duga Antum.

Seperti yang telah kuutarakan sebelumnya, bahwa kebenaran itu bukan milik kita dan juga orang lain. Hanyalah sebuah klaim, atau setidaknya ngaku-ngaku saja. Karena di atas aku " bener" ini ada yang Maha Aku, Yang Bener. Jika kau yakin padaNYa, kukira tak semraut pikirannmu itu.

Sebuah keniscayaan yang tak tergugah, bila seorang yang mengaku beragama masih beranggapan ada kyakinan pada yang lain. Sungguh ironi.

Bagiku pluralis itu sebuah pengakuan alias mengakui mereka sebagai yangt bener. Yang kupahami, adalah bagaimana aku bisa hidup damai dan sejahtera bersama yang berbeda dan yang lain. Itu saja prinsipnya.

Jika Kiyai Ghifarie masih tetap memagang itu, kukira sebuah intelectual snobism yang oleh Muthahhari dianggap sebagai bagian dari kegilaan bertuhan. Hal ini dikarenakan is tak punya jiwa yang mandiri, yang kokoh dan tangguh, sehingga ketika berhadapan dengan yang lain, tak cukup kuat untuk mempertahankan nilai atau "keyakinannya".

Ghifarie, Antum harus banyak lagi baca tentang tasykik wujud. Sebab di sana akan mengetahui mana yang terbener, mana yang sekedar percikan, dan yang tak termasuk bagian ilahiyah.

Persoalan kebajikan memang ada pada tiap orang. Imam Ali memang bicara, bahkan pada seorang munafik. Tapi itu hanyalah sebuah nilai, yang kedudukannya sama seperti dari pengalaman yang telah kita lalui. Saat berlalu sebuah peristiwa, kadang ada yang muncul dalam benak kita: sebuah kearifan atas apa yang kita kerjakan atau alami. Inilah hikmah, yang ku sebut sebagai nilai dari peristiwa. Komunitas ganjil, memang ada nilainnya. Tapi dalam kebenaran dan keyakinan yang hakikiyah, aku belum berani bilang ada padanya. Bagiku tetap Islam is way of life go to the God.

AHMAD SAHIDIN
http://ahmadsahidin.wordpress.com

No comments: