Sekedar LPIK

My photo
Lembaga Pengkajian Ilmu Keislaman (LPIK) Bandung

Friday, June 15, 2007

Titik 4

Sajak-Sajak IBN GHIFARIE

Apa Jadinya (1) | Apa Jadinya (2) |
Di Tikungan Senja | Dzikir; Kado Ultah |
Kenapa, Kenapa dan Kenapa? | Maka Apalah Artinya | Kian Pudar | Milangkala LPIK; 11 Titik | Saat Alfa | Setapak Sabda | Teruslah Berlarian.



Apa Jadinya (1)


Apa jadinya kalau kampus tak pandai memainkan pena?
tak ada baris sejarah, tak ada percik peradaban...
tak ada cercah harapan, tak ada goresan kenangan...
tak ada pemaknaan, kesaksian, kebenaran, perjumpaan...
sebab setiap yang di jumpai bukan lagi sesuatu yang beradab

Apa jadinya kalau kampus tak lagi mencintai buku-buku?
tak ada ilmu pengetahuan, tak ada kebijaksanaan...
tak ada karya, tak ada kemajuan...
tak ada kekayaan masa silam, keragaman, pertemuan...
sebab setiap yang di temui bukan lagi sesuatu yang berpikir [Ibn ghifarie]

Cag Rames, Pojok Warnet. 30/07; 05. 00 wib


Apa Jadinya (2)


Apa jadinya, jika para penguasa tak lagi bekerja?
Juga, ia malah tak menjadi pangkuan yang teduh bagi mahasiswa
Mereka hanya becus mencari posisi duduk dan lapak kerja
Memberi warna pada ribuan kepala
Agar kekuasaan tetap digjaya
Agar pikiran hanya satu logika
Agar tindakan bergerak sama
Agar ucapan terpenjara dalam satu kata
Agar bermeter-meter tumpuakn harta

Apa jadinya, jika para pengusa mendewakan politik identitas?
Jika mahasiswa diseragamkan dalam lubang hegemonitas
Tak hanya, kaya harta, tetapi kaya janji tak berbekas
Malah ganas, mendapat kritik pedas
Hanya ambisi midas
Hanya mental malas
Hanya watak culas
Hanya hati panas
Hanya jiwa rampas
Hanya sikap tak tegas


Pojok,Sekre Kere,12/09;21.08 wib


Di Tikungan Senja


Di tikungan senja ku temukan sekuntum mawar
Yang tak lagi lagi sekar
Yang tak lagi semerbak
Yang tak lagi memekar

Malah kian menggelepar
Malah kian terkapar
Malah kian terbakar [Ibn Ghifarie]

Cag Rampes, Pojok Komputer Ngaheng, 02/03;21.48


Dzikir; Kado Ultah


Memang ku akui.
Terkadang aku alfa mengingatmu.
Untuk sekedar berdzikir saja, rasanya berat.
Untuk sekedar ibadah tepat waktu saja, rasanya susah.
Untuk sekedar memuja kebesarmu saja, rasanya tak sempat.

Malah asyik.
Membaca, hingga tak kenal tempat.
Menulis, hingga tak kenal waktu.
Diskusi, hingga tak ada kesimpulan.
Utak-atik Blog, hingga tak kenal lelah.

Cag Rampes, Pojok Sekre Kere, 20/01;06.12 wib




Kenapa, Kenapa dan Kenapa?



Kenapa, setiap kali terjadi keributan.
Entah atas nama agama?
Entah atas nama ormas?
Entah atas nama pergerakan?
Entah atas nama penyebaran risalah Tuhan?
Entah atas nama kemanusiaan?
Entah atas nama kaum hawa?
Entah atas nama kaum adam?
Entah atas nama harta?
Entah atas nama jabatan?
Entah atas nama daerah?

Yang jelas, perlakuan ganjil itu acapkali terjadi dan akrab dengan keseharain kita
Kenapa mesti terjadi?
Kenapa mesti menimapa kita?
Kenapa mesti baku-hantam?
Kenapa mesti adu-tojos?
Kenapa mesti melanggengakn budaya barbar?
Kenapa mesti kita amaini?
KEnapa mesti kita bela?
Kenapa mesti kita perjuangakn?
Kenapa mesti kita hujat rame-rame?
Kenapa mesti malu berkata tidak?

Bukankah kita generasi muda yang konses terhadap Intelektual dan unggul dalam moral?
Lantas dimanakah letak hati nurani kita?
Lantas dimanakah letak keintelektualitas kita?
Lantas dimanakah jargon membela rakyat kita?
Lantas dimanakah jargon pameo pengubah masanyarakat kita?
Lantas diamnakah letak kebanggaan memperjuangakn kaum lemah kita?
Lantas dimanakah letak penumbas kebatilan kita?
Lantas dimanakah posisi keteladan sebagai pemberantas kezdaliman kita?
Lantas dimanakah posisi menyapa perbedaan diantara kita?
Lantas dimanakah tempat berkumpulnya orang-orang sholeh kita?
Lantas dimanakah tempat berteduh sejenak dari kepenatah hidup kita?

Entahlah...............[Ibn Ghifarie]

Cag Rampes,Pojok Sekere kere,02/10;15.24 wib


Maka Apalah Artinya


Bila malam tak lagi gelap
Maka apalah artinya siang
Bila mulut tak lagi berkata
Maka apalah artinya ucapan
Bila buku tak lagi dibaca
Maka apalah artinya perpustakaan
Bila alam tak lagi indah
Maka apalah artinya ketakjuban
Bila agama tak lagi menjadi rahmatan lil alamien
Maka apalah artinya agama
Bila hidup tak lagi bermakna
Maka apalah artinya kehadiran
Bila Tuhan tak lagi diharapkan
Maka apalah artinya seluruh harapan [Ibn Ghifarie]


Cag Rampes, Pojok Warnet,30/07;04.28 wib


Kian Pudar


Detik-detik kian memudar
Menit-menit kian berdebar
Jam-jam kian bersandar
Hari-hari kian gemetar
Minggu-minggu kian kelakar
Bulan-bulan kian bertengger
Tahun-tahun kian tak sabar

Semuanya sirna dalam untayan kata
Semuanya lenyap dalam tutur kalimat
Semuanya hilang dalam hitungan waktu
Semuanya ditelan dalam kepongkahan
Semuanya raib di jamah ke laliman [Ibn Ghifarie]

Cag Rampes, Pojok komputer Ngaheng, 02/03;21.38 wib


Milangkala LPIK; 11 Titik


Ku akui mengang.
Tak banyak yang ku perbuat
Saat hari bersejarah tiba
Tak banyak yang ku lakukan
Saat bermakna mulai menjemputku
Tak banyak yang sampaikan
Saat hari bahagian mulai mengatuk qalbu

Sekedar ngumpulin kawan-kawan saja, rasanya susah
Sekedar bertukar pengalaman soal memaknai Ultah, rasanya enggan
Sekedar berpesta ria tentang Milangkala, rasanya tak sudi lagi
Sekedar berkarya, rasanya tak mau lagi.

Kini, malash sibuk dengan
Tutur kata tak karuan
Tulisan tak bermakna
Atau malah asyik noton Tom and Jerry
Semuanya tergadai
Demi sepenggal nafsu belaka

Dimanakah cita-cita muliamu
Untuk tetap berbuat
Untuk tetap berkarya
Untuk tetap menjaga
Untuk tetap melanjutkan
Yang terbaik demi lembagamu
Entahlah

Cag Rampes, Sekre Kere, 14/05;00.08 wib


Saat Alfa


Kutulis seluruh kealfaan
Saat mulai enggan menyebut nama-Mu
Saat mulai jauh menginat-Mu
saat mulai redub batin ini bertasbih kepada-Mu
Saat mulai berhadapan dengan murka-Mu

Dipelupuk ke agungan-Mu
Ada seribu pengampunan
Ada seribu kata maaf
Ada seribu kebahagiaan
Ada seribu keceriaan

Kutulis semuanya
Demi meraih cinta-Mu
Demi menggenggam kasih-Mu
Demi bercumbu dengan-Mu
Demi bersemayan di arasy-Mu

Cag Rampes, Sekre Kere, 20/05;12.14 wib


Setapak Sabda


Sabda adalah bahasa qalbu
Sabda adalah ungkapan hati yang suci
Sabda adalah untaian kata yang tulus
Sabda adalah tutur yang teratur
Sabda adalah suara Tuhan.

Cag Rampes, Sekre Kere, 22/05;22.38 wib



Teruslah Berlarian


Teruslah berlarian
Demi ngengejar mimpi yang tak pernah terwujud
Teruslah berlarian
Demi menggapai cita-cita yang tak kunjung ku raih
Teruslah berlarian
Demi untanyan kata yang tak lagi utuh
Teruslah berlarian
Demi mewujudkan karya yang tak ku genggam

Terus, terus, dan terus berlari
Hingga kealpaan menjadi bagian yang tak terpisahkan lagi
Hingga azal menjadi teman sejati [Ibn Ghifarie]

Cag Rampes, Pojok Komputer Ngaheng, 2/03;21.29 wib

No comments: